Sering dilakuin emak-emak, padahal dosa besar, dosa ghibah atau gossip

Konten [Tampil]
Illustrasi ghibah dalam lingkungan
Al-ikhlas-Ghibah atau lebih dikenal gossip sering terjadi di linglungan sekitar. Sikap ini sudah biasa dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga. 
Ghibah atau gossip adalah suatu kelakuan yang dimana 2 atau 3 orang atau bahkan lebih
membicarakan kejelkan orang lain yang tidak sepatutnya tidak dibicarakan. 
Ghibah dilarang keras didalam islam. Allah dan rasulnya sangat benci kepada orang yang berghibah atau menggunjing

Pengertian aib sendiri merujuk kepada perbuatan, tingkah laku, cacat fisik, dan lain sebagainya. Maka dari itu, perilaku ghibah ini menjatuhkan harga diri dan martabat seseorang yang digunjingkan, padahal menjaga martabat muslim lainnya merupakan satu kewajiban.

Larangan tentang ghibah ini juga ada didalam Al Qur'an surat Al Hujurat ayat 12 yang berbunyi sebagai berikut:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman! Jauhilah prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang."

Ayat tersebut melarang kita untuk berbuat ghibah atau menggunjing. Menggunjing atau ghibah ibarat orang yang suka memakan bangkai saudaranya muslim yang sudah mati. 

Rasulullah juga pernah bersabda tentang ghibah
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala aalihi wa sallam bersabda:

أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ
Tahukah kalian apa itu ghibah?”, Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau bersabda, “Yaitu engkau menceritakan tentang saudaramu yang membuatnya tidak suka.” Lalu ditanyakan kepada beliau, “Lalu bagaimana apabila pada diri saudara saya itu kenyataannya sebagaimana yang saya ungkapkan?” Maka beliau bersabda, “Apabila cerita yang engkau katakan itu sesuai dengan kenyataan maka engkau telah meng-ghibahinya. Dan apabila ternyata tidak sesuai dengan kenyataan dirinya maka engkau telah berdusta atas namanya (berbuat buhtan).” (HR. Muslim).

Lalu, hadits lainnya juga menjelaskan larangan ghibah dan konsekuensi yang didapatkan saat hari kiamat kelak. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:

"Barang siapa yang menutup aib saudara muslimnya, Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat, dan barang siapa yang mengumbar aib saudara muslimnya, maka Allah akan mengumbar aibnya hingga terbukalah kejelekannya di dalam rumahnya." (HR. Ibnu Majah 2536)

Begitulah buruknya dosa ghibah hingga Allah dalam barisan firmannya dan rasul Allah dalam hadistnya melarang keras berghibah. 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

About